Pilu

Sepiku menghujam mimpiku. Derai rinduku dipenuhi sendu, merajah kepedihan pada hati yang penuh luka rindu.

Semilir angin fajar tak lagi terasa sejuk. Terasa panas membawa elegi rindu yang siap menghancurkanku.

Ku tampik segala duka yang menyelimuti dada. Namun semua lara justru terlihat lebih nyata. Di mana mimpi indah nan bahagia itu berada, mengapa pilu pandai sekali menyembunyikan mimpi.

Ingin kucacah kesenduan. Ingin kubunuh perih yang menjajah kebahagiaan hati. Namun ku tak mampu melayangkan pisau keberanianku. Hingga akhirnya aku tersungkur pada lembah derita rindu yang penuh sendu. Lalu mati bersama rindu yang terabaikan olehmu.

#pagi yang menyayat hati_membawa perih pada nurani#

Tinggalkan komentar