Pesan Untukmu

Pagi ini untuk mengawali segala aktivitas ku di tanggal 09 Juli 2018, aku ingin menuliskan beberapa hal untukmu. Aku berharap suatu saat ketika kamu membaca tulisan ini, kamu mengerti bagaimana perasaanku setelah kamu mengakhiri hubungan kita.

Kamu harus tahu dan wajib tahu, bahwa sampai detik ini pun aku tidak bisa membencimu apalagi menyimpan dendam padamu. Memang benar kamu sudah membuatku merasa kecewa dengan segala harapan yang kamu berikan kepadaku, tapi ketahuilah bahwa aku tidak membenci ataupun menaruh dendam kepadamu. Aku masih menganggapmu sebagai orang yang pernah disisiku, sebagai orang yang pernah aku cintai dan sayangi dengan tulus, sebagai orang yang pernah kunanti-nantikan kedatanganmu, sebagai orang yang pernah aku harapkan menjadi pendamping ku dan masa depanku. Bahkan aku juga masih menganggap keluargamu seperti keluargaku sendiri terlepas apapun status kita saat ini.

Satu pesan dariku, jangan pernah datang kepadaku untuk memberiku harapan dan masa depan bersamamu jika kamu tak pernah bisa membuktikan dan mewujudkannya. Terima kasih karna telah bersamaku selama ini.

#TPW#

Begitu Mudahnya Kau Ucapkan Pisah

Perempuan mana yang tak sakit dan hancur perasaannya. Jika ketulusan, kesetiaan, pengorbanan, penantian, dan perjuangannya selama tiga tahun lebih telah dicampakkan oleh lelaki yang dicintai.

Semuanya telah berakhir sudah.
Tak terhitung lagi berapa kali kau menancapkan belati di hati ini.
Hingga akhirnya berujung pada rasa yang begitu menyakitkan.

Baru kusadari ternyata selama ini aku telah berjalan sendirian dengan cintaku kepadamu. Hingga rasa lelah setelah tahu bahwa kau tak menginginkanku begitu menyakitkan bagiku.

Benar…
Saat ini kamu sangat sukses membuatku hancur.
Setelah kupersembahkan pikiran dan hatiku untukmu. Ternyata kamu malah seenaknya mencampakkanku.

Sadarkah dirimu?
Bahwa tiga tahun empat bulan. Bukanlah waktu yang begitu singkat. Bagiku itu adalah waktu yang sangat lama. Selama itulah ku mencintai, menyayangimu dengan ketulusan. Selama itulah ku menjaga kesetiaanku untukmu. Selama itulah ku nanti kepastian dirimu. Namun, ternyata pahit dan pilu yang kau berikan untukku.

Kau perlakukan diriku bagaikan layang-layang yang kau tarik ulur sesukamu, dan kau permainkan semaumu. Ingat aku adalah perempuan yang punya hati, bukan suatu mainan yang tak memiliki rasa sakit sehingga bisa kau mainkan semaumu.